PENGERTIAN
Peningkatan kualitas pelayanan adalah salah satu isu yang sangat krusial dalam manajemen, baik dalam sektor pemerintah maupun
sektor swasta. Hal ini terjadi karena di satu sisi tuntunan masyarakat
terhadap perbaikan kualitas pelayanan dari tahun ke tahun menjadi
semakin besar, sedangkan disisi lain, praktek penyelenggaraan pelayanan
tidak mengalami perbaikan yang berarti.
Angka
Kematian Ibu ( AKI ) merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan
AKI di negara- negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor yang terkait dengan
risiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan cara
pencegahannya telah diketahui, namun jumlah kematian ibu dan bayi masih
tetap tinggi. Diperkirakan terjadi lima juta persalinan setiap
tahunnya. Dua puluh ribu di antaranya berakhir dengan kematian akibat
hal- hal yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan.
Bidan adalah wanita yang dipercaya dalam mendampingi dan menolong ibu- ibu yang melahirkan sampai dapat merawat bayinya dengan baik.
Hal ini telah membuat peran dan posisi bidan menjadi terhormat di
masyarakat karena tugas yang yang diembannya sangat mulia dalam upaya
memberikan dan membesaran hati ibu.
Pencapaian
kemampuan bidan sesuai dengan Kepmenkes 900/2002 tidaklah mudah. Hal
ini disebabkan karena wewenang yang diberikan departemen kesehatan ini
mengandung tuntutan terhadap kemampuan bidan terhadap tenaga profesional
dan mandiri. Pencampaian kemampuan tersebut dapat diawali dari
institusi pendidikan yang berpedomen pada kompetensi inti bidan dan
melalui institusi pelayanan dengan meningkatkan kemampuan bidan sesuai
dengan kebutuhan.
Banyak pengertian tentang mutu antara lain:
- Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang sudah diamati ( Wnston Dictionary, 1956 )
- Mutu adalah sifat ang dimiliki oleh suatu progam ( Donabedian,1980 )
- Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna ( DIN ISO 8402, 1986 )
KESIMPULAN
Jadi
, Mutu ( quality ) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan dalam
memuaskan kebutuhan konsumen, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun
kebutuhan yang tersirat.
Beberapa pengertian tentang mutu pelayanan kesehatan:
1. Mutu
pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat
kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan
standar dan kode etik profesi ( Azhrul Aswar,1996 )
2. Mutu
pelayanan kesehatan adalah Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta
harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh
proses. Pelanggan meliputi pasien, keluarga, dan lainnya yang datang
untuk mendapatkan pelayanan dokter, karyawan ( Mary R. Zimmerman )
Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah
sakit atau puskesmas secara wajar, effisien, dan efektif serta diberikan
secara aman dan menuaskan secara norma , etika, hukum dan sosial budaya
dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah , serta
masyarakat konsumen.
Selain itu mutu pelayanan kesehatan diartikan berbeda sebagai berikut:
- Mdnurut pasien/ masyarakat empati , menghargai, dan tanggap sesuai dengan kebutuhan dan ramah.
- Menurut petugas kesehatan adalah bebas melakukan segala sesuatu secara profesional sesuai dengan ilmu pengetahuan, keterampilan , dan peralatan yang memenuhi standar.
- Menurut manajer / administrator adalah mendorong manager untuk mengatur staf dan pasien/ masyarakat yang baik.
- Menurut yayasan atau pemilik adalah menuntut pemilik agar memiliki tenaga profesional yang bermutu dan cukup.
Untuk mengatasi
adanya perbedaan dimensi tentang masalah peayanan kesehatan seharusnya
pedoman yang dipakai adalah hakekat dasar dari diselenggaranya pelayanan
kesehatan tersebut. Yang dimaksud hakekat dasar tersebut adalah
memenuhi kebutuhan dan tuntunan para pemakai jasa pelayanan kesehatan
yang apabila berhasil dipenuhi akan menimbulkan rasa puas ( client
satisfaction ) terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada ringkat pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin
sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan.
Sekalipun pengertian mutu yang terkait dengan keputusan ini telah
diterima secara luas , namun penerapannya tidaklah semudah yang
diperkirakan. Masalah pokok yang ditemukan ialah karena kepuasan
tersebut bersifat subjektif. Tiap orang, tergantung dari kepuasan yang
dimiliki, dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang berbeda untuk satu
mutu pelayanan kesehatan yang sama. Disamping itu sering pula ditemukan
pelayanan kesehatan yang sekalipun dinilai telah memuaskan pasien, namun
ketika ditinjau dari kode etik serta standar pelayanan profesi,
kinerjanya tetap tidak terpenuhi.
Kesimpulan, Jadi
mutu pelayanan kesehatan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan, di mana di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk, akan tetapi
di pihak lain dalam tatacara penyelenggaraannya juga sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan
PERSEPSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN
- Menurut pasien / masyarakat
Pasien/
masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan
kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan
diselenggarakan dengan cara yang sopan dan
santun, tepat waktu, tanggap serta mampu menyembuhkan keluhan serta
mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit.
Pandangan pasien ini sangat penting karena pasien yang merasa puas akan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali
- Menurut pemberi pelayanan
Pemberi layanan
kesehatan mengaitkan layanan kesehatan yang bermutu dengan ketersediaan
peralatan , prosedur kerja atau protokol, kebebasan profesi dalam
setiap melakukan layanan kesehatan sesuai dewngan teknologi kesehatan
mutakhir, dan bagaimana keluaran atau layanan kesehatan tersebut.
Sebagai
profesi layanan kesehatan membutuhklan dan mengharapkan adanya dukungan
teknis, administrasi, dan layananan pendukung lainnya yang efektif
serta efisien dalam menyelenggarakan layanan kesehatan yang bernutu
tinggi.
- Menurut penyambung dana / Asuransi
Penyandang dana
/ asuransi mengangap bahwa layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu
layanan kesehatan yang efisien dan efektif. Pasien deharapkan dapat
disembuhkan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga biaya layanan
kesehatan dapat menjadi efisien. Selanjutnya , upaya promosi kesehatan
pencegahan penyakit akan digalakkan agar pengguna layanan kesehatan
semakin berkurang.
- Menurut Pemilik Saran Layanan Kesehatan
Pemilik
sarana layanan kesehatan berpandangan bahwa layanan kesehatan yang
bermutu merupakan layanan kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang
mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan, tetapi dengan tarif
layanan kesehatan yang masih terjangkau oleh pasien atau masyarakat ,
yaitu padatingkat biaya ketika belum terdapat keluhan pasien masyarakat.
- Menurut Administrator Kesehatan / Pemerintah
Administrator
layanan kesehatan tidak langsung memberikan layanan kesehatan , tetapi
ikut bertanggung jawab dalam masalah mutu layanan kesehatan. Kebutuhan
akan supervisi, kebutuhan keuangan dan logistik akan memberikan suatu
tantangan dan terkadang administator layanan kesehatan kurang
memperhatikan prioritas sehingga timbul persoalan dalam layanan
kesehatan. Pemusatan perhatian terhadap beberapa dimensi nutu layanan
kesehataan tertntu akan membantu administator layanan kesehatan dalam
menyusun prioritas dan dalam menyediakan apa yang menjadi kebutuhan dan
harapan pasien , sserta pemberi layanan kesehatan.
- Menurut ikatan profesi
Keberhasilan
penerapan pendekatan jaminan mutupelayanan kesehata akan menimbulkan
kepuasan pasien. Dengan demikian, tugas pelayanan kesehatan selama ini
dianggap suatu beban yang berat dan ada kalanya disertai dengan keluhan /
kritikan pasien dan/ masyarakat akan berubah menjadi suatu kepuasan
kerja. Jaminan mutu pelayanan kesehatan akan menghindarkan terjadinya
malpraktik sehingga dokter dapat terhindar dari tuntunan pasien.
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN , HARAPAN DAN PERSEPSI PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN YANG DITERIMA
Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan akan dinyatakan melalui hal- hal sebagai berikut:
1. Komunikasi dari mulut ke mulut
Informasi
yang diperoleh dari asien atau masyarakat yang memperoleh pelayanan
yang mmuaskan ataupun tidak, akan menjadi informasi yang dapat digunakan
untuk sebagai referensi untuk menggunakan atau memilih jasa pelayanan
kesehatan tersebut.
2. Kebutuhan pribadi
Pasien
atau masyarakat selalu membutuhkan pelayanan kesehatan yang tersedia
sebagai kebutuhan pribadi yang tersedia pada waktu dan tempat sesuai
dengan kebutuhan. Pasien atau masyarakat mengharapkanadanya kemudahan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dalam keadaan biasa
ataupun gawat darurat.
3. Pengalaman masa lalu
Pasien
atau masyarakat yang pernah mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memuaskan akan kembali ke pelayanan kesehatan yang terdaulu untuk
memperoleh layanan kesehatan yang memuaskan sesuai dengan kebutuhannya
berdasarkan pengalaman yang lalu.
4. Komunikasi eksternal
Sosialisasi
yang luas dari sistem pelayanan kesehatan mengenai fasilitas, sumber
daya manusia, serta kelebihan – kelebihan yang dimiliki suatu konstitusi
pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemakaian jasa pelayanan oleh
masyarakat atau pasien.
DIMENSI MUTU YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGEVALUASI MUTU YANG DIGUNAKAN
Mutu
suatu organisasi pemberi pelayanan yang sulit diukur dan lebih bersifat
subjektif sehingga aspek mutu menggunakan beberapa dimensi/
karakteristik sbb:
1. Communication, yaitu komunikasi atau hubungan antara penerima dengan pemberi jasa.
2. Credibility adalah kepercayaan pihak penerima jasa terhadap pemberi jasa.
3. Security, yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan
4. Knowing
the Custoer, yaitu pengertian dari pihak pemberi jasa pada penerima
jasa atau pemahaman atau pemberi jasa terhadap kebutuhan dengan harapan
pemakai jasa
5. Tangible, yaitu bahwa dalam memberikan pelayana terhadap pelanggan harus diukur atau dibuat standarnya
6. Realibility, yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa
7. Responsiveness, yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan penerima jasa
8. Competence,
yaitu kemampuan atau keterampilan pemberi jasa yang dibutuhkan setiap
orang dalam perusahaan untuk memberikan jasanya kepada penerima jasa
9. Access, yaitu kemudahan pemberi jasa untuk duhubungi oleh pihak pelanggan
10. Courtessy, yaitu kesopanan, aspek perhatian, kesamaan dalam hubungan personal
MANFAAT PROGRAM JAMINAN MUTU
Jaminan mutu pelayanan kesehatan atau Quality Assurance
in Healthcare merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat
mendasar d`lam memberikan pelayanan terhadap pasien.
Kita sebagai profesional pelayanan kesehatan baik sebagai perorangan
ataupun kelompok harus selalu berupaya memberikan pelayanan kesehatn
yang terbaik mutunya kepada semua pasien.
Pendekatan
jaminan mutu pelayanan kesehatan tersebut baik yang menyangkut
organisasi, perencanaan ataupun penyelenggaraan pelayanan kesehatan itu
sendiri telah menjadi suatu kiat manajemen yang sistematis serta terus
menerus dievaluasi dan disempurnakan. Bidan berperan penting dalam
penerapan mutu manajemen pelayanan kesehatan baik secara langsung
ataupun tidak langsung saat penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
pasien.
Adanya
perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan pengetahuan dan
teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan informasi yang begitu cepat , serta diikuti oleh tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang baik , mengharuskan sarana
pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara terus- menerus
seiring dengan perkembangan yang ada pada masyarakat tersebut.